logo gunadarma

Kamis, 10 Oktober 2019

tugas revolusi industri 4.0


  Nama : rio panpudhi
 kelas : 4ea12



NO
Nama Penulis
Judul
Metode yang digunakan
Kesimpulan
1
Hoedi Prasetyo1 * ) , Wahyudi Sutopo
INDUSTRI 4.0: TELAAH KLASIFIKASI ASPEK DAN ARAH PERKEMBANGAN RISET
Analisis yang dipergunakan adalah deskriptif kualitatif dan interpretatif, data dikumpulkan melalui observasi participation action research dan wawancara mendalam kepada informan
Artikel ini menyajikan hasil studi terhadap aspek dan arah perkembangan riset Industri 4.0. Berdasar hasil studi, ditemukan empat belas aspek yang ada pada Industri 4.0. Penelusuran data publikasi telah dilaksanakan untuk mengetahui arah perkembangan riset Industri 4.0. Ditinjau dari metode penelitian, sebagian besar riset dilakukan melalui metode deskriptif dan konseptual. Ditinjau dari aspeknya, aspek bisnis dan teknologi masih menjadi fokus riset para peneliti. Ditinjau dari bidang industri penerapannya, sebagian besar riset dilakukan di bidang manufaktur. Ditinjau dari jumlahnya, riset terkait Industri 4.0 mengalami tren kenaikan yang signifikan. Hasil tersebut menunjukkan bahwa posisi riset Industri 4.0 saat ini berada pada tahap pematangan konsep yang bertujuan agar konsep Industri 4.0 dapat diterapkan secara global tidak hanya di negara maju namun juga negara-negara berkembang. Seiring semakin matangnya konsep Industri 4.0 secara global, riset dengan metode terapan dan empiris diprediksi akan semakin berkembang guna menjawab tantangan realisasi teknologi Industri 4.0. Riset dengan aspek kajian bisnis dan teknologi di bidang manufaktur diprediksi akan menjadi fokus arah pengembangan. Hasil prediksi tersebut mendorong para akademisi agar lebih meningkatkan kerjasama dengan industri manufaktur. Pola kerjasama antara dunia akademik dan industri sangat diperlukan untuk mempercepat realisasi Industri 4.0. Tren peningkatan jumlah riset tiap tahunnya menjadi bukti bahwa para akademisi mulai mengarahkan fokus risetnya pada Industri 4.0. Kondisi ini perlu diperhatikan oleh dunia pendidikan terutama di negara-negara berkembang agar segera tanggap terhadap perubahan yang terjadi dan mempersiapkan sumber daya yang dimiliki dalam rangka menghadapi tren Industri 4.0

revolusi industri 4.0

Awal Mula Revolusi Industri 4.0

Era Revolusi Industri 4.0 dimulai awal pada awal tahun 2018, merupakan revolusi digital yang dicirikan oleh perpaduan teknologi yang menggabungkan teknologi cyber dengan teknologi otomatisasi. Pemikiran di balik Revolusi Industri 4.0 adalah untuk menciptakan jaringan sosial di mana mesin dapat berkomunikasi satu sama lain, yang disebut Internet of Things (IoT) dan dengan orang-orang, yang disebut Internet of People (IoP).
Istilah Revolusi Industri 4.0 pertama kali diperkenalkan secara publik pada tahun 2011 oleh sekelompok perwakilan dari berbagai bidang (seperti bisnis, politik, dan akademisi) di bawah inisiatif untuk meningkatkan daya saing Jerman di industri manufaktur. Pemerintah federal Jerman mengadopsi gagasan tersebut dalam Strategi Teknologi Tinggi untuk tahun 2020. Selanjutnya, Kelompok Kerja dibentuk untuk memberikan saran lebih lanjut tentang penerapan Industri 4.0.
Revolusi industri 4.0 membawa otomatisasi industri ke tingkat yang baru dengan memperkenalkan teknologi produksi massal yang dapat disesuaikan dan fleksibel.
Ini berarti bahwa mesin akan beroperasi secara mandiri, atau bekerja sama dengan manusia dalam menciptakan bidang produksi yang berorientasi pelanggan yang secara konstan bekerja untuk mempertahankan dirinya. Mesin itu menjadi alat independen yang mampu mengumpulkan data menjadi database, menganalisisnya, dan memberi masukan padanya.
Dalam revolusi industri 4.0,  teknologi informasi dan komunikasi menjadi basis dalam kehidupan manusia. Perkembangan dunia internet dan teknologi digital yang cepat dan masif mempengaruhi penggunaan daya komputasi dan data yang tidak terbatas, sebagai tulang punggung pergerakan dan konektivitas manusia dan mesin. Dan luas serta  dalamnya perubahan ini menandai transformasi seluruh sistem produksi, manajemen, dan tata kelola.

Latar belakang Revolusi industri 4.0
Revolusi Industri 4.0 didasari keinginan untuk meningkatkan kualitas hidup manusia  dan pendapatan secara global. Sampai saat ini, mereka yang telah memperoleh manfaat terbaik darinya adalah konsumen yang mampu membeli dan mengakses dunia digital. Canggihnya teknologi saat ini telah menghasilkan produk dan layanan baru yang lebih efisien dan memudahkan kehidupan pribadi kita. Memesan ojek dan taksi, memesan tiket kereta api dan pesawat terbang, belanja, melakukan pembayaran, mendengarkan musik, menonton film, atau bermain game sekarang bisa dilakukan secara online.
Sebagaimana revolusi terdahulu, revolusi industri 4.0 berpotensi meningkatkan kualitas hidup masyarakat di seluruh dunia. Namun, kemajuan di bidang otomatisasi dan kecerdasan buatan telah menimbulkan kekhawatiran bahwa pekerjaan manusia suatu hari akan diambil alih oleh mesin-mesin.

ciri-ciri Revolusi Industri 4.0

Revolusi industri 4.0 membawa otomatisasi industri ke tingkat yang baru dengan memperkenalkan teknologi produksi massal yang dapat disesuaikan dan fleksibel.
Ini berarti bahwa mesin akan beroperasi secara mandiri, atau bekerja sama dengan manusia dalam menciptakan bidang produksi yang berorientasi pelanggan yang secara konstan bekerja untuk mempertahankan dirinya. Mesin itu menjadi alat independen yang mampu mengumpulkan data, menganalisisnya, dan memberi masukan padanya.
Ciri revolusi industri 4.0 adalah perubahan besar dalam dinamika bisnis yang semakin cepat, data yang dihasilkan dan kesiapan akses teknologi dalam hidup kita..
Ciri-ciri/konsep revolusi industri 4.0 yang membedakan dengan revolusi industri sebelumnya antara lain :
  1. Data Besar

Platform data besar membantu perusahaan menganalisis dan membuat keputusan yang berarti berdasarkan semua data yang tersedia. Tantangannya adalah bahwa industri ini masih dalam proses mengembangkan metode untuk menafsirkan data dengan sebaik-baiknya. Revolusi Industri 4.0  akan merubah cara organisasi dan solusi di dalam organisasi tersebut bekerja bersama sehingga tim akan dapat membuat keputusan yang lebih baik, lebih pintar .
  1. Pabrik Cerdas (Smart Factory)

Istilah ini menggambarkan suatu lingkungan di mana mesin dan peralatan dapat meningkatkan proses melalui otomatisasi dan optimasi diri. Manfaatnya juga melampaui produksi fisik barang dan fungsinya seperti perencanaan, logistik rantai pasokan, dan bahkan pengembangan produk.
Struktur pabrik yang cerdas dapat mencakup kombinasi teknologi produksi, informasi, dan komunikasi, dengan potensi integrasi di seluruh rantai pasokan manufaktur.
Berbagai pasar yang mencakup layanan kesehatan hingga barang-barang konsumen akan mengadaptasi teknologi Industry 4.0 yang awalnya dimodelkan di Smart Factory.
3. Sistem Cyber Fisik (Cyber Physical Systems)
Sistem cyber fisik adalah  integrasi dari proses komputasi, jaringan dan proses fisik, yang mana  mekanismenya dikendalikan atau diawasi oleh algoritma berbasis komputer, terintegrasi dengan internet dan penggunanya. Ini berarti bahwa komputer dan jaringan dapat memonitor proses fisik pembuatan pada proses tertentu.